
Berikut gambar-gambar yang saya dapat di google :



















Its been a long time I am not writing like this. The last post "Puisi Lebaran" is written approximately 1 year ago. Now I'm back with new spirit and hope.
Apa perbedaan antara orang yang belum dewasa dan yang sudah dewasa? Menurut saya, benang merah yang membedakan dua dunia yang berbeda itu adalah mulai munculnya kebiasaan "merenung" pada orang dewasa. Setidaknya, itu yang saya rasakan saat ini. Sejak saya lulus kuliah, saya mulai berfikir, akan saya apakan hidup yang sebentar ini. Dunia kuliah hanya mengajarkan seperangkat ilmu mentah. Entah akan dijadikan apa, tapi kalau ilmu itu tidak dijadikan sesuatu, maka sia-sialah kita menuntut ilmu di bangku kuliah. Ketika saya lulus tiba-tiba saja banyak pertanyaan yang muncul : "Saya mau jadi apa?" "Apakah hidup harus kaya?" "Apakah hidup harus menjadi orang yang populer?" "Apakah saya akan mengambil lagi kuliah S2?" "Apakah saya akan bekerja dengan melamar ke perusahaan?" "Kapan saya menikah?" "Akhwat seperti apa yang saya inginkan?" "Kapan saya akan membeli rumah?" "Ngontrak atau beli?" "Kaya itu kalau punya uang berapa sih?". Beda ya, sama pertanyaan saya waktu kecil : "Bu, Helikopter itu apa? Awan itu kayak gimana sih? Komputer kok bisa hebat gitu? Kenapa gunung bisa meletus?" Saya juga tidak tahu sejak kapan tepatnya pola pikir saya bisa berubah drastis seperti itu. Semuanya terjadi tanpa kita sadari.
Saat ini saya sudah bekerja di sebuah perguruan tinggi di Bandung. Masih magang sifatnya, tapi saya akan mendaftar jadi dosen insya Allah di akhir desember nanti. Kenapa saya daftar ke sini? Tentu yang saya kejar adalah pemasukan/maisyah, karena kalau nganggur saya merasa menjadi beban orang tua saja. Lagipula, kalau kita kerja dan memiliki pendapatan rutin, kita bisa memplanning keuangan kita. Itu yang saya pikirkan. Tapi setelah saya bekerja selama dua bulan, saya mendapat pertanyaan baru : "Apakah selamanya saya akan jadi dosen?" "Apakah ini benar-benar mimpi saya?". Saya belum bisa menjawabnya.
Ternyata inilah hidup. Selalu akan ada pertanyaan baru yang menghadang. Selalu dibuat bingung, selalu ada kesulitan. Saya membaca surat Al-Balad ayat 4 sampai 7 :
4. Sesungguhnya Kami telah menciptakan manusia berada dalam susah payah.
5. Apakah manusia itu menyangka bahwa sekali-kali tiada seorangpun yang berkuasa atasnya?
6. Dan mengatakan: "Aku telah menghabiskan harta yang banyak".
7. Apakah dia menyangka bahwa tiada seorangpun yang melihatnya?
Kemudian dari ayat 10 sampai 20
10. Dan Kami telah menunjukkan kepadanya dua jalan[1578],
11. Tetapi dia tiada menempuh jalan yang mendaki lagi sukar.
12. Tahukah kamu apakah jalan yang mendaki lagi sukar itu?
13. (yaitu) melepaskan budak dari perbudakan,
14. atau memberi makan pada hari kelaparan,
15. (kepada) anak yatim yang ada hubungan kerabat,
16. atau kepada orang miskin yang sangat fakir.
17. Dan dia (tidak pula) termasuk orang-orang yang beriman dan saling berpesan untuk bersabar dan saling berpesan untuk berkasih sayang.
18. Mereka (orang-orang yang beriman dan saling berpesan itu) adalah golongan kanan.
19. Dan orang-orang yang kafir kepada ayat-ayat Kami, mereka itu adalah golongan kiri.
20. Mereka berada dalam neraka yang ditutup rapat.
Saya mendapat kesimpulan dari surat al Balad ini bahwa Manusia diberikan jalan yang membuatnya bersusah payah untuk mencapai kebahagiaan. Jalannya mendaki lagi sukar. Kalau kita belum bisa melepaskan budak, memberi makan kepada anak yatim, atau kepada orang miskin yang sangat fakir, maka belum sukarlah jalan yang kita daki. Allah... Kenapa saya sering uring-uringan dengan cobaan yang engkau berikan seolah-olah saya merasa tak pantas mendapat cobaan dariMu. Padahal setiap manusia pasti punya cobaannya masing-masing. Saya yakin, kalau saya memutuskan untuk berjuang di jalan kebaikan, maka akan besar tantangan yang akan saya hadapi. Saya akan menghadapi banyak pertanyaan yang membutuhkan perenunga-perenungan yang mendalam, yang pasti akan memakan waktu yang tidak sebentar. Tapi saya haus akan jawaban itu. Kalau saya malas berfikir, maka berarti saya lemah, dan saya tidak mau mengambil jalan kebaikan. Saya tidak akan jadi seorang pejuang. Saya harus mau berfikir. Tapi saya butuh orang yang mau mendengarkan berbagai perenungan-perenungan saya. Semoga Anda mau membantu.
Al-Qur’an surat Al-Baqarah 2 ayat 187: “Dihalalkan bagi kamu pada malam hari bulan puasa bercampur dengan isteri-isteri kamu; mereka adalah pakaian bagimu, dan kamupun adalah pakaian bagi mereka. Allah mengetahui bahwasanya kamu tidak dapat menahan nafsumu, karena itu Allah mengampuni kamu dan memberi ma’af kepadamu. Maka sekarang campurilah mereka dan ikutilah apa yang telah ditetapkan Allah untukmu, dan makan minumlah hingga terang bagimu benang putih dari benang hitam, yaitu fajar. Kemudian sempurnakanlah puasa itu sampai (datang) malam, (tetapi) janganlah kamu campuri mereka itu, sedang kamu beri’tikaf dalam mesjid. Itulah larangan Allah, maka janganlah kamu mendekatinya. Demikianlah Allah menerangkan ayat-ayat-Nya kepada manusia, supaya mereka bertakwa.”
As-Sunnah: Dari Aisyah ra: “Adalah nabi SAW melakukan i’tikaf pada 10 hari terakhir di bulan Ramadhan sampai beliau diwafatkan ALLAH SWT, lalu hal tersebut dilanjutkan oleh para istri beliau SAW setelah wafatnya.” (HR Bukhari, Fathul Bari’, Kitab I’tikaf, bab I’tikaf pada 10 hari terakhir & i’tikaf di masjid-masjid, hadits no. 2026)Hari ini saya i'tikaf seperti biasa di hari-hari yang lalu. Sudah malam ke 27 saya lewati.. akankah saya mendapat kenikmatan malam lailatul qadar? malam yang lebih baik dari 1000 bulan. entahlah.. tapi saya selalu berdoa di tiap malam ramadhan. Berharap bahwa malam itulah malam lailatul qadar. Berharap, do'a saya terkabulkan di malam yang penuh rahmat itu. Saya berdoa.... agar dimudahkan mendapatkan pasangan hidup, tentu dimudahkan pula persiapa untuk menggapainya. Saya juga berdoa... agar dimudahkan mengerjakan Tugas Akhir. Semoga Allah memudahkan saya dapat lulus tahun depan. Entah kenapa, diri ini ingin cepat-cepat lulus dari bangku sekolah. Karena sudah ada beban dalam hati bahwa banyak hal yang ingin saya perbuat di masa-masa setelah lulus kuliah. Saya berdoa... agar dimudahkan untuk membeli rumah. Sebab, dengan begitu saya bisa membangun visi peradaban kecil saya. Membangun keluarga kecil tetapi menjadi batu bata kokoh demi peradaban islam yang lebih besar. Terakhir.. saya juga berdoa, agar Allah memudahkan saya bisa dapat beasisiwa S2 di Luar Negri, karena..... saya belum pernah naik pesawat hehe... (gak lah.. karena orangtua selalu mewanti-wanti agar pendidikan setidaknya lulus S2)